Being Me, a Wife and a mother

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah bisa mengisi kembali lembaran page wp ini😍😍😍

Tugas perkuliahan kali ini sungguh membutuhkan waktu perenungan yang lumayan panjang serta effort yang cukup banyak.

Effortnya bukan pada usaha menuliskan dan menamainya. Namun lebih pada effort berdamai dengan diri, menurunkan ego, menerima diri dan mau mengajak diri untuk pelan-pelan berproses demi kebaikan diri dan masa depan.

Effort untuk membujuk suami agar mau mengeluarkan sepatah dua patah kata tentang istrinya yang biasanya setiap ditanyakan tentang istrinya hanya mendapat jawaban sebuah senyuman🙂🙂🙂

Effort untuk bersabar dengan memisahkan diri dan beban amanah agar bisa merasakan apa yang dibutuhkan anak-anak terhadap Bundo-nya. Yang membuat mereka merasa selalu dicintai dan diperlakukan istimewa oleh Bundo

Berikut Ceklis Indikator menjadi profesional bagi diri sendiri, suami dan ibu versi keluarga kami Aljundi Fams

Being Me

Menjadi diri saya seutuhnya. Dengan mengenal, mengetahui jati diri saya sebaik-baiknya. Apa yang membuat diri saya nyaman dan berharga sehingga saya bisa bertumbuh dan bertumbuh menjadi lebih baik dimata Allah, diri sendiri dan dicintai orang-orang terdekat saya, dihormati orang-orang sekeliling saya.

1. Selalu berpikiran positif dan menjaga prasangka kepada Allah dengan menerapkan 3N (no komen, no mikir, no kepancing jengkel), stay in posisi netral. Yakin Allah selalu membantu dan memudahkan urusan hambaNya. Allah menemanimu mi!

2. Melakukan seluruh to do List Terapi Emosi yang sedang dijalani, dengan membuat daftar Ceklis ditempel di dinding. Menjalani terapi dengan bahagia selama masa terapi yang diminta. Berkomitmen dengan no cheating.

3. Semakin taat di hadapan Allah SWT dengan menyelesaikan target harian yang sudah dibuat, sholat tepat waktu, melakukan tahajjud/sholat Dhuha harian, target hafalan dan penambahan ilmu agama

4. Menikmati dan menjalani hidup dengan sebaik-baiknya, dengan tidak membandingkan diri dengan orang lain, menulis jurnal syukur sebelum tidur, setiap hari

5. Mengembangkan skill yang dimiliki dengan mengikuti pelatihan berkala per 3bulan sesuai bidang yang diminati

Being A Wife

NHW kali ini berhasil membuat suami saya mau mengeluarkan isi hatinya, padahal biasanya diem dan dipendam aja. Bismillah Yah..mohon doanya Bundo bisa melayani Ayah dengan sebaik-baiknya. I love u coz Allah Ayah Dede Ruslan Aljundi.

Jadi ingat juga pembelajaran dengan Coach Rezza di Pelatihan Life Transformasi, keluarga adalah no 2 setelah diri kita.

Kenali bahasa cinta anggota keluarga, sehingga dia merasa dicintai. Gunakan bahasa cinta yang diminta.

Berikut Ceklis Indikator yang saya akan jalankan terhadap suami:

1. Melayani suami dengan lebih baik lagi. Setelah ditanyakan kepada suami, apa yang disukai oleh suami. Beliau sukanya dilayani keperluannya dengan baik. Misalnya pakaian disediakan ditempat yang sudah rapi dan bersih, makan pagi sudah tersedia di ruang makan di pagi hari maksimal jam 8 pagi.

2. Rumah dibersihkan dan nyaman melihatnya, apalagi jika ada tamu. Karena kami masih tinggal bukan dirumah sendiri jadi ga mungkin membiarkan kondisi rumah berantakan dimainkan anak-anak.

2. Mendengarkan dan patuh saat diminta. Jangan ngeyel dan nolak atau menjawab perkataan beliau setiap beliau meminta sesuatu. Hilangkan kata penolakan, capek lah, nantilah..ganti dengan bahasa yang lembut dan nyaman jika memang kondisi tidak memungkinkan

Being A Mother

Berhubung anak-anak saya masih kecil. Maka indikator keberhasilan saya sebagai Ibu belum bisa ditanyakan langsung ke anak-anak. Anak pertama saya Khonsa Muthmainnah Aljundi (33mos), kedua Kholisah Muwaasah Aljundi (21mos), ketiga, Umar Ghaniyy Aljundi (4mos)

Yang akan membuat mereka bahagia saat ini terhadap Bundo mereka adalah :

1. Sering-sering membersamai mereka tanpa hp dan tanpa sibuk dengan urusan lain yang membuat tidak hadir seutuhnya bersama mereka. Tubuh bersama mereka namun pikiran kemana-mana😥😥😥

2. Saya melakukan time manajemen dengan baik dan menepati jadwal yang sudah dibuat. Jadwalnya jualan, silahkan pegang hp, jadwalnya bersama anak, bersamai anak seutuhnya. Buat Time manajemen waktu-waktu membersamai anak, tempel di dinding.

3. Bisa bersabar dan bersikap netral terhadap apapun aktivitas mereka. Stay netral, terima dan tidak terpancing emosi. Jika mereka melakukan aktivitas yang membuat kita marah, capek, jengkel, biasakan tidak langsung marah, tahan diri, tarik nafas perlahan hembuskan, pilih kata-kata doa terbaik untuk anak untuk menyampaikan rasa. Being netral, jaga respon agar selalu tenang terkendali.

4. Sering-sering memeluk, menciumi dan bercanda dengan mereka. Minimal memeluk mereka masing-masing dalam sehari 8 x

5. Menyediakan permainan dan pembelajaran sesuai tema Homeschooling Anak Usia Dini secara sederhana yang merangsang daya pikir mereka. Dengan membuat schedul pembelajaran harian dan menyiapkan bahan-bahan pembelajaran secara sederhana.

Demikianlah indikator pencapaian keberhasilan bagi diri saya, untuk menghargai dan mencintai diri saya, membahagiakan suami dan anak-anak.

Mohon doanya Mba Fasilitator Bunda Melinda, agar saya bisa berkomitmen melakukan semua ini agar keluarga kami semakin hari semakin bagus kondisinya

Transformasi Hidup

By : Rahmi Prayanti

Sebagai Pelaksanaan Tugas NHW kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Bacth 7

Assalamualaikum warohmatullahi

Dear Sahabat Fillah
Senang akhirnya bisa mengisi kembali lembaran blog ini dengan sesuatu yang bermanfaat

Saat ini saya sedang mengikuti kelas Matrikulasi Institut Ibu Profesional Bacth 7

Tulisan ini saya buat sebagai refleksi dari ilmu yang saya dapatkan dan impact yang nyata dalam kehidupan saya

Mohon maaf jika terjadi alur maju mundur dalam penyampaian nantinya

Selamat membaca 😍😍😍

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Pernahkah kamu mengalami kondisi dimana semua jalan terasa tertutup, gelap, sempit??? Tak ada jalan, tak ada cahaya, semua pintu tertutup dan dunia seolah tak pernah bersahabat denganmu.

Semua berjalan begitu menyedihkan dan penuh air mata. Cobaan datang bertubi-tubi tanpa dinyana. Setelah ini, ini lagi, setelah itu, itu lagi. Ga pernah berhenti dan muteeer aja disitu.

Yaaap..i ever there… And i try to move up Now

Cerita ini bermula dari kesadaran yang mengusik jiwa di usia 26 tahun kehidupan saya, pasca meninggalnya Ibu saya tercinta

Saya sangat ingin sekali menikah di usia itu. Saya berpikir dengan menikah saya akan bahagia. Karena saya sangat ingin bahagia. Kondisi hidup saya saat itu yang saya rasakan menyedihkan sekali. Saya berpikir dengan menikah semua akan berubah

Saya bertanya dalam hati, kok hidup saya kayak gini banget ya. Ga bebas, penuh ketakutan, kekhawatiran, hidup saya dikekang, ayah saya keras, otoriter, saudara-saudara saya cuek, finansial saya jauh, saya takut memulai apa-apa, saya tidak berani dan segala hal yang negatif beterbangan dalam pikiran saya.

Saya sangat sering berada dialam mimpi, ngelamun membayangkan yang indah-indah dalam pikiran saya untuk mengobati kesedihan saya. Saya jadi senang berandai-andai. Coba kalau saya punya ini, coba kalau saya punya itu, pasti saya akan bahagia. Itu yang selalu berkecamuk dalam pikiran saya. Saya sering lari dari kenyataan dengan sibuk melakukan hal-hal yang bukan passion saya

Tamat kuliah saya tertarik menggeluti dunia enterpreneur dengan membangun usaha kue. Bisnis kue ini saya geluti setelah beberapa kali pindah kerja. Saya pernah bekerja sebagai marketing di bisnis kue setelah sidang skripsi menunggu masa wisuda waktu itu. Saya kuliah di Universitas Andalas Padang. Saya pun pernah menjadi akunting di sebuah hotel melati di kawasan Ampel Surabaya kepunyaan keturunan Arab.

Setelah melanglang buana dari kota ke kota. Saya pun mulai bisnis kue. Bisnis kue ini saya bangun di kota yang berbeda dengan kota tinggal orang tua saya. Saya sengaja jauh dari orang tua saya karena saya tidak nyaman berada di rumah. Rumah itu suatu yang menakutkan dan tidak menentramkan menurut saya, karena ada ayah saya yang suka ngatur dan marah tanpa alasan yang jelas. Padahal rumah adalah tempat yang menentramkan seharusnya. Di kemudian hari saya memahami, marahnya beliau terkadang karena urusan yang sepele.

Ujian datang saat saya dan teman saya sedang membangun bisnis kue yang omzetnya mulai lumayan waktu itu mencapai 10jt/bulan ditahun 2009. Saya bermitra dengan teman yang sekaligus penjualan produk di toko saudaranya. Manajemen yang kacau membuat catatan keuangan tidak bagus. Uang hasil penjualan kue tidak bisa kami nikmati, karena uangnya tidak bisa diambil dan catatan tidak jelas. Akhirnya saya memutuskan quit dari usaha itu.

Beriringan dengan quit dari bisnis ini, terjadilah gempa Padang. Saya tinggal di Kota Pariaman Sumatera Barat kala itu. Kota Pariaman termasuk salah satu kota terparah yang terkena dampak gempa karena berada ditepi laut.

Kekecewaan saya pada bisnis saya larikan dengan menjadi relawan. Kami menjadi tim trauma healing korban gempa waktu itu.Untuk menjadi relawan ada training pembekalan yang diberikan sebagai landasan dan pondasi dalam menjadi relawan.

Dalam training pembekalan itu for the first time saya mengenal tentang istilah trauma, ptsd dan penanganannya. Something said in myheart, wah kamu juga harus disembuhkan nih. Untuk pertama kali juga mengenal hypnosis dan NLP. Sedangkan metode SEFT sebagai bagian penanganan healing sudah pernah saya dapatkan saat pernah stay dan bekerja di Surabaya.

Setelah hampir beberapa bulan jadi tim relawan tabungan keuangan saya mulai menipis. Saya juga sedang berproses ta’aruf untuk memasuki jenjang pernikahan dengan seorang Ikhwan dari negeri seberang yang juga menjadi relawan waktu itu. Ta’aruf saya gagal. Ikhwannya setuju cuma ada hal lain yang akhirnya membuat proses pernikahan kami tidak berlanjut.

Singkat cerita setelah gagal ta’aruf saya dapat tawaran kerja di kota Batam. Saya ikuti tawaran itu meski hampir semua keluarga menentang, mereka luluh karena keinginan saya sangat kuat. Di Batam saya berproses bekerja sebagaimana biasanya. Namun seolah terasa ada yang kurang dalam diri saya. Selalu merasa tidak puas dan susah untuk bersyukur. Keinginan untuk menikah semakin kuat, namun udah berkali-kali ta’aruf selalu gagal. Saya jadi berpikir dan berpikir. Ada apa dengan diri saya

Beberapa kejadian hidup saya polanya selalu begitu..saya ingin sekali sukses, saya ingin sekali bahagia. Namun tak saya dapati rasa bahagia. Sekian pelatihan dan seminar saya ikuti. Sekian pencapaian diri terbesar yang membuat orang lain kagum dan iri, namun tetap saja tak merubah mood saya. Saya selalu labil ketika sendiri. Saya rapuh, saya kesepian.

Ada yang selalu bertanya dalam diri saya, saya ini siapa? Ada something yang ga beres nih dalam diri saya.

Dalam pencarian jati diri saya, saya mengikuti pelatihan transpersonal yang mengubah cara pandang saya diawal tahun 2014. Saya sangat menyukai dunia psikologi, ilmu tentang mengenal manusia dan berbagai karakternya. Melalui training transpersonal ini saya memahami adanya luka masa kecil, masa innerchild yang tidak bahagia yang akan berefek kepada masa depan seseorang.

Perlahan saya memahami apa yang terjadi pada diri saya. Namun semuanya belum terjawab tuntas, seolah puzzlenya belum tersusun sempurna, masih clue awal.

Saat itu saya bekerja sebagai staf umum di kantor DPRD Kota Batam, sudah memasuki tahun ke 3.

Di penghujung tahun 2014, saya memutuskan pilihan dan berdialog dengan Allah. Wahai Allah..jika tak Engkau pertemukan hamba dengan pasangan hamba, hamba ingin menghafal Al-Quran Ya Robb.. bantu hamba

Saya resign di akhir tahun dan langsung masuk pondok Qur’an untuk mulai menghafal Al-Quran.

Qadarullah setelah mondok sekitar 5 bulan, Allah takdirkan saya bertemu pasangan hidup saya, teman berbagi saya saat ini diusia kala itu usia saya 31 tahun.

Pertemuan dengannya begitu singkat dan kami segera menikah. Sungguh terasa ini adalah sebuah keajaiban. Setelah sekian lama hidup suram, berkali-kali gagal dalam hidup, bangun bisnis kue gagal, melamar kerja dan pindah-pindah kerja dengan penghasilan pas-pasan, terakhir berkali-kali ta’aruf yang berujung kegagalan.

Allah buat sebuah keajaiban dari semua doa-doa saya. Semuanya benar-benar diluar nalar saya. Masya Allah Allahuakbar✊✊✊

Sekarang memasuki tahun ke 4 pernikahan kami dan Alhamdulillah kami sudah dikaruniai 3 orang buah hati. Titipan Allah yang dititipkan kepada kami.

Setelah menikah saat ini saya dihadapkan pada ujian yang lain lagi. Pikiran bahwa setelah menikah menikah itu saya akan bahagia itu salah. Saya bertanya dan bertanya lagi tentang diri saya. Apa yang salah. Sampai akhirnya dimasa pencarian jawaban itu Allah kirimkan saya pada keadaan yang memaksa saya untuk belajar. Saya akhirnya mengikuti coaching dikejar rezeki yang akhirnya membawa saya pada jawaban-jawaban dari semua pertanyaan yang ada di pikiran saya.

Saya salah meletakkan pondasi kebahagiaan. Kebahagiaan bukanlah berasal karena kondisi luar diri kita. Namun bahagia ditentukan oleh diri yang bersangkutan yang memutuskan untuk berbahagia

Saat ini saya sedang menjalani rangkaian terapi emosi untuk melepaskan segala belenggu masa lalu yang membuat hidup saya jalan ditempat.

Ketika mendapat tugas di kelas Matrikulasi tentang jurusan ilmu apa yang akan kamu tekuni ke depan di universitas kehidupan ini.

Saya meminta dan berdoa kepada Allah, Ya Allah..arahkan saya, bimbing saya..tuntun langkah saya, bantu saya Ya Allah..ilmu apa yang bagusnya saya tekuni ke depan di Universitas kehidupan ini? Sehingga saya bisa menjalaninya sesuai dengan passion saya dan saya mencintainya. Sehingga saya mau untuk tetap konsisten belajar dan mengajarkan dengan perasaan bahagia.

Doa saya terjawab, bahwa saya akan menekuni dunia energi, energi yang selaras dengan alam. Psikologi manusia, psikologi supaya Berkelimpahan. Agar orang-orang yang pernah mengalami hal yang sama seperti saya. Yang masih tersesat diruang waktu yang belum dipahaminya menjadi terbantu sehingga bisa menemukan makna hidup yang sesungguhnya.

Itulah jurusan keilmuan yang ingin saya tekuni.

Selanjutnya bagaimana dengan strategi untuk mempelajarinya?

Untuk saat ini saya masih dalam proses terapi, sangat banyak tugas-tugas yang harus saya selesaikan. Sehingga saya bisa memahami diri saya sendiri. Jika masanya tiba nanti, saya akan belajar lebih dalam lagi kepada sumber ilmu yang kompeten. Referensi narasumber dan apa yang harus dilakukan bisa saya dapatkan melalui Coach yang menterapi saya.

Konsep keberlimpahan itu akan hadir jika kita melakukan hal-hal yang kita senangi. Bukan karena menjalani keinginan orang lain.

Saya menyukai dunia coaching dan sudah sangat lama menjadi mentor di kegiatan mentoring agama Islam baik di kampus dulu ketika kuliah maupun pasca kampus dengan turun ke sekolah-sekolah. Saya senang memotivasi orang lain. Saya senang belajar psikologi. Cuma konsep motivasi dan self healing itu sangat berbeda. Motivasi hanya bersifat luar dari diri kita, sedangkan coaching tentang self healing lebih kepada menggali jati diri kita, sehingga motivasi itu berada di dalam diri bukan diluar diri kita. Jika motivasi berada di dalam diri kita maka itu adalah konsep kekuatan terbesar untuk berdaya dan Berkelimpahan.

Bismillah saya sedang berproses menuju itu.

Terkait perubahan sikap apa yang saya perbaiki dalam menuntut ilmu itu, sangat banyak. Saya sangat bersyukur Allah ijinkan mengikuti Pelatihan Life Transformasi ini, sehingga merubah cara berpikir saya tentang banyak hal.

Konsep keberlimpahan itu selaras dengan hukum alam. Jika kamu mengambil maka kamu akan diambil. Karena alam semesta menganut konsep keseimbangan. Sebagaimana yang tertuang dalam ayat-ayat Allah, baik dalam Alquran maupun ayat kauniyah Allah.

Barangsiapa yang memberi maka ia akan diberi. Sebagaimana konsep sedekah di dalam Alqur’an memberi satu akan dibalas dengan satu tangkai yang memiliki 700bulir. Masya Allah maka alam semesta akan memberinya apa yang dia minta dengan caranya sesuai prasangka hambaNya.

Oleh karena itu perubahan besar yang terjadi dalam hidup saya adalah jadi lebih menghargai sesuatu. Lebih kepada mencari keberkahan dari setiap hal yang dilakukan. Agar hidup bisa berkelimpahan.

Sebagai contoh, jika ingin menggunakan produk, pakailah yang ori, bukan yang kw. Karena barang kw adalah barang jiplakan yang belum tentu mendapatkan licence dari sang pemilik brand. Tentu jika kita tetap memakai produk yang asal serampangan, maka tunggu jugalah hidup andapun akan serampangan.

Saya bahagia akhirnya bisa mulai memahami jati diri saya. Perlahan-lahan saya sedang menata diri saya, menata segala-galanya agar bahagia di dalam hati dan Allah ridho atas apa yang saya lakukan. Sehingga setelahnya saya bisa keluar untuk memberi😍😍😍

Demikianlah tugas NHW ini saya kerjakan. Saya sangat berterima kasih kepada Ibu fasilitator, Bu Walas dan teman-teman di Institut Ibu Profesional yang juga sangat membantu saya memahami siapa diri saya.

Sehingga quotes Pak Dodik tentang bersungguh-sungguh lah kamu di dalam maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu sangat benar adanya, saya merasakan dan bisa menangkap maksud apa yang ingin ditekankan oleh Pak Dodik. Semakin menguatkan diri saya untuk berproses mengikuti pembelajaran yang Allah hidangkan untuk saya. Stop coplaining dan berpikir benar.

Mohon doanya juga kepada Ibu fasilitator, Bu Walas dan teman-teman di IIP agar saya bisa menekuni bidang ilmu tersebut.

Akhir kata saya ucapkan jazakillah khairan katsiir atas kesempatan yang diberikan dengan adanya NHW ini, sehingga saya bisa menuliskan apa yang saya rasakan, mengikat makna melalui tulisan

😍😍😍😍😍😍😍😍

Sharing Again

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Warohmatullahi

Dear Sahabat semuanya.. akhirnya bisa kembali mengunjungi blog ini setelah sekian purnama tak ditengokin 😍😍😍

Insyaallah kedepannya blog ini akan diisi dengan hal-hal yang positif seputar diri saya, keluarga, energi, dan banyak hal lainnya yang ingin saya bagi

Alhamdulillah Wasyukrulillah..Now tahun 2019 kita isi lembaran kebaikan dengan menuliskannya disini

Bundo Khonsa

L.O.N.G--J.O.U.R.N.A.L

Menulis Kilat Dengan Metode Merekam.
Banyak penulis (termasuk saya) awalnya merupakan seorang yang sangat merasa kesulitan menulis artikel apalagi yang temanya sudah di atur-atur. Pernah suatu kali ada kompetisi menulis artikel di media massa yang melibatkan ribuan mahasiswa. Artikel itu hanya akan memuat dua artikel setiap hari dengan tema yang sebelumnya sudah ditentukan, waktu itu temanya pendidikan. Dua kali saya kirim artikel itu tidak dimuat alias di tolak. Segera saya temukan kelemahan saya, ternyata saya tidak memiliki argument yang lebih baik untuk mendukung naskah artikel tersebut.
Kemudian saya mencari akal, saya menemui seorang senior yang paling jago dalam hal diskusi dan saya mengajaknya berbincang-bincang tentang pendidikan. Harus saya akui ia amat menarik bicaranya dan kosakatanya luas. Sejam kemudian saya membaca ulang catatan kecil hasil diskusi sambil mengingat perkataannya yang masih terekam dalam ingatan saya. Sebentar kemudian jadilah dua artikel. Kemudian saya kirim dua-duanya, satu pake nama teman. Dua-duanya dimuat. Dari…

View original post 1,396 more words

good

The Geography of Life

On average, we humans live about 70 years, with some of us living longer and some living shorter.  But what is the upper range of a human lifespan and how does it compare to other animals?

The oldest documented age of a person is a woman who lived to be 122 years old, but that is quite rare.

The next group of old-age record breakers all fall around 115 to 117 years old, so we can safely say that 115 is the approximate upper limit of human age.  Some people think that humans are the longest living animal on the planet, and that is why we hold such a “special” place.  Wrong.

Tortoises live a lot longer than humans.  In captivity, the giant ones have lived to be over 250 years old.  Even the smaller tortoises can live to be 50 to 100 years old.  So if you take a…

View original post 890 more words

Miracle Thinks

saying goodbye..after attending the wedding..

Alhamdulillah Thanks a lot Ya Robb for mylife and people around me. Yesterday afternoon we were going to Nongsa area for attending weeding ceremonial of our friend. We did some brainstorming each other, there were a lecturer Miss Ima, our journalist Mr.Juank, our nice performance English teacher Mr. Sugi,our beloved parliementary staff Miss Hariyanti and me. I love and this condition, the time. I’m really happy and excited heard their arguments and their thought. Give much spirit to wake up and wake up. To always standing and never give up.

narcissistic… 😛

Onething that I can cacth in this case, just to make a power of linkin mind. We need share each other to high up our self. Be a good listener and u will cacth manthing that u can take and collaborate with ur thinkin. I love them. I hope Allah will give the best way for us, for our dreams and make it done. Just the way thing that we must do now, act and act.

Facebook’s $10 million privacy payout: why you get nothing

Gigaom

The technology industry is trapped in a cycle of privacy breaches and class action lawsuits that does nothing for the average internet user. The new Facebook settlement is just the latest example.

If you missed it, Facebook (s fb) says it will pay $10 million to compensate users who were turned into product pitchmen as a result of “Sponsored Stories” ads that treat ‘Likes’ as endorsements (see how one user unwittingly endorsed a jumbo tub of lubricant). None of this money, however, will go to Facebook users.

Instead, the payout will perpetuate a symbiotic relationship between tech companies and their critics that works like this:

Step 1) Facebook/Google/etc. break a privacy law. Step 2) Critics blow whistle, lawyers sue for millions. Step 3) Company pays millions to critics and lawyers, nothing to you. Step 4) Wash, rinse, repeat.

This privacy enforcement eco-system has been around for a…

View original post 533 more words